Senin, 09 Juni 2008

SEPENGGAL CERITA SEJARAH IPNU

Sketsa Tokoh-Tokoh IPNU
Selasa, 15 Mei 07 - by : Rizki Riyadu Topeq

Dalam edisi khusus Harlah IPNU yang ke 54 ini, redaksi bermaksud menyajikan beberapa figure dari para pelaku sejarah yang telah berjuang bagi IPNU dalam kurun 54 tahun perjalanannya. Mungkin tidak terhitung banyaknya jumlah tokoh yang telah berperan dalam memberikan kontribusinya bagi IPNU. Namun, dalam edisi khusus ini hal tersebut tidak mungkin semuanya akan kami sajikan. Tapi, setidaknya agar bisa menjadi pesan tersendiri untuk bahwa sosok yang akan kami sajikan pada edisi ini merupakan figure-figure yang mungkin bisa menjadi wakil bagi sosok-sosok lainnya dalam setiap masa-masa kepengurusan.

M. Sufyan Cholil “Sang Pelopor”

Sosok M. Sufyan Cholil beserta kedua rekannya yakni H. Mustahal dan Abdul Ghoni Farida, merupakan sosok-sosok yang mempunyai peran sangat besar bagi proses kelahiran IPNU. Dari merekalah munculnya gagasan untuk menyatukan komunitas-komunitas pelajar NU yang pada saat itu masih terpisah-pisah dan menyebar di berbagai daerah di Indonesia.
Kegelisahan sosok-sosok tersebut, terkait dengan belum adanya satupun organisasi formal pelajar NU yang mampu menyatukan komunitas-komunitas pelajar NU di berbagai daerah. Merekalah yang memulai memberikan gagasan tentang perlunya sebuah organisasi bagi pelajar NU.
Dengan dimotori oleh M. Sufyan Cholil, ketiga Rekan tersebut kemudian membentuk semacam wadah untuk mempersatukan komunitas-komunitas pelajar NU, yang kemudian mereka ajukan gagasan tersebut kepada PP Maarif NU. Atas usulan ketiga Rekan tersebut PP Maarif kemudian menindaklanjutinya. Hal tersebut terbukti pada saat dilaksanakannya Konferensi Besar Maarif NU di Semarang. Permbahasan perlunya wadah baru bagi pelajar NU dalam Konbes di Semarang ini mendapat respon yang positif dari para peserta Konferensi Besar Maarif, yang kemudian pasca pembahasan tersebut secara aklamasi Konferensi Besar Maarif NU mengesahkan berdirinya wadah baru bagi pelajar NU di seluruh Indonesia dengan nama IPNU (Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama).

Ismail Makky “Motor Organisasi”

Sosok Ismail Makky mungkin merupakan sosok yang bisa disebut sebagai motor penggerak utama bagi IPNU pada masa-masa awal berdirinya. Walaupun pada masa awal IPNU berdiri secara struktur Ismail Makky tidak menempati posisi yang strategis (Ketua Umum/BPH), namun dalam wilayah peran dan kontribusinya bagi perkembangan keorganisasian IPNU Ismail Makky mampu menunjukkan bahwa Beliau adalah sosok organisatoris yang ulung dan itu berlanjut pada saat beliau menjadi Ketua Umum hasil Muktamar IV IPNU di Yogyakarta.
Banyak hal-hal baru dalam keorganisasian IPNU yang muncul dari benak Beliau. Salah satunya yang mungkin terpenting adalah Beliaulah yang pertamakali memulai agenda Pekan Olahraga Nasional Pelajar (POR) yang diadakan oleh PP IPNU di Cirebon. POR merupakan ajang unjuk prestasi olahraga bagi para pelajar NU dari berbagai daerah di seluruh Indonesia. Di masa berikutnya POR diganti dengan Porseni dan selalu diadakan bersamaan dalam setiap Kongres IPNU.
Selain POR Ismail Makky juga yang mengawali lahirnya Departemen Perguruan Tinggi di tubuh IPNU. Bagi Ismail Makky adanya Departemen Perguruan Tinggi dalam tubuh IPNU merupakan suatu keharusan. Karena baginya apabila hal tersebut tidak dilakukan, maka dikhawatirkan potensi mahasiswa-mahasiswa NU yang selama ini belum terwadahi akan menyebar kemana-mana. Dari sinilah kemudian yang kelak akan menjadi embrio bagi lahirnya PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) sebagai wadah bagi mahasiswa-mahasiswa NU.

Asnawi Latief “Kader Pejuang dan Pejuang Kader”

Asnawi Latief merupakan sosok Ketua IPNU yang mampu menganalisa zaman dengan cepat dan kemudian menungganginya. Pada masa kepemimpinan Asnawi Latief, kondisi perpolitikan Indonesia sedang berada pada posisi kritis, gerakan anti PKI yang meledak pasca Gestapu menjadi santapan media sehari-hari dan mengguncang dunia perpolitikan Indonesia. Hal inilah yang kemudian oleh Asnawi Latief dijadikan sebagai peluang untuk bisa semakin membesarkan dan mengeksiskan IPNU di kancah nasional.
Keterlibatan IPNU dalam organisasi KAPPI (Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia) yang turut menentang keberadaan PKI, menunjukkan bahwa Asnawi mampu menampilkan IPNU sebagai organisasi pelajar tingkat nasional yang selalu gandrung terhadap perubahan dan pembangunan. Di samping itu, pada masa Asnawi, IPNU untuk pertamakalinya membentuk CBP (Corp Brigade Pembangunan) sebagai antisipasi dari gerakan-gerakan politik PKI dan tentara, CBP kemudian menjadi trade mark bagi kepanduan IPNU.
Selain itu Asnawi bersama dengan rekan-rekan pengurus lainnya, berupaya untuk melahirkan suatu konsep baku tentang pengkaderan dalam tubuh IPNU. Hal tersebut kemudian melahirkan suatu buku panduan pengkaderan untuk pertamakalinya bagi IPNU dalam skala nasional.
Hilmy Muhammadiyah “Sang Pengayom”
Sosok Hilmy Muhammadiyah mungkin bisa disebut sebagai sosok pemimpin yang mampu mengakomodir semua aspirasi dan merawat jaringan. Melalui tangan dinginnya Hilmy mampu membawa IPNU melalui berbagai tahap perubahan secara sistematis. Dari mulai membangun sebuah tradisi baru dalam kepengurusannya, hingga melakukan perluasan jaringan di tingkatan eksternal IPNU.
Dengan menggunakan metode pengayoman dan perawatan kader Hilmy mampu membentuk sebuah kepengurusan yang solid. Dari sini kemudian Hilmy mampu memulai melakukan perubahan dalam tubuh IPNU secara sistematis. Salah satu hal terpenting dalam masa kepengurusan Hilmy adalah dengan adanya perombakan system dalam tubuh CBP. Sebelum masa kepengurusan Hilmy CBP telah lama mengalami kevacuuman dan disorientasi. Pada masa Hilmy inilah dilakukan upaya perombakan CBP dari mulai system pengkaderan hingga orientasi dari CBP itu sendiri.

Asrorun Niam Sholeh “Sang Pustaka IPNU”

Asrorun Niam Sholeh merupakan salah satu sosok yang sangat peduli dalam dunia pendokumentasian arsip IPNU. Melalui tangannya banyak sekali arsip-arsip lama IPNU yang berhasil diselamatkan. Pemberian kepercayaan pada masa kepengurusan Hilmy Muhammadiyah kepadanya, agar menangani berbagai program terutama yang berkaitan dengan dunia dokumentasi dan tulis menulis, membuat Niam semakin bersemangat untuk terus mengekspresikan potensinya dalam dunia tersebut.
Salah satu tinggalan Niam yang hingga sekarang masih tetap eksis adalah Majalah Lensa Remaja yang diterbitkan oleh PP IPNU. Selain itu banyak sekali karya-karya Niam tentang IPNU yang diterbitkan, salah satunya adalah buku sejarah IPNU yang berjudul Kaum Muda NU dalam Lintas Sejarah, yang ditulis bareng dengan Sulthan Fatoni.

Sejarah Islam Indonesia

a.masuknya agama islam di Indonesia.


Pada abad ke – 7 agama islam masuk ke Indonesia dibuktikan dengan adanya perkampungan islam di sekitar selat malaka.bukti-bukti lainnya adalah

1.
Pada abad ke – 11 ditemukan batu nisan Fatimah binti maimun di daerah tuban jawa timur yang berangka tahun 1082 m.

2. Abad ke -13 ditemukan batu nisan sultan malik al saleh, raja samudera pasai pertama yang masuk islam.

3. Pada tahun 1292 menurut catatan marcopolo di kerajaan perlak telah menganut agama islam.

4. Suma oriental dan tome pires musafir Portugal memberitahukan bahwa penyebaran agama islam terjadi antara tahun 1512 – 1515 yang meliputi sumatera, Kalimantan dan jawa hingga kepulauan Maluku.

5. Ibnu battuta [1245 – 1346] mengatakan bahwa kerajaan samudera pasai menganut paham syafi’i.

6. Ma’huan musafir china memberitahukan bahwa awal abad ke – 15 m masyarakat pantai utara jawa timur telah memeluk agama islam.

Para pedagang meiliki peranan yang sangat penting dalam proses awal perkembangan agama islam di Indonesia. Pedagang arab, india dan Persia sudah menjalin hubungan dengan Indonesia sejak abad ke – 7, melalui berdagang itulah mereka menyampaikan dan mengajarkan agama dan budaya islam kepada masyarakat yang dijumpainya termasuk masyarakat Indonesia. Selain para pedagang proses awal perkembangan agama islam di Indonesia juga melibatkan para ulama. Para ulama penyebar agama islam di jawa terkenal dengan sebutan wali sanga. Mereka adalah para ulama yang telah mengetahui ajaran agama islam terlebih dahulu dan dianggap memiliki karomah dibanding manusia lain. Adapun nama – nama wali sanga yang tersohor adalah sunan ampel, sunan giri, maulana malik Ibrahim, sunan drajat, sunan kudus, sunan bonang, sunan kali jaga, sunan gunung jati dan sunan muria. Adapun faktor – faktor yang menyebabkan pesatnya perkembangan agama islam di Indonesia antara lain adalah

1.syarat untuk menjadi pemeluk agama islam sangat mudah yaitu hanya dengan mengucapkan dua kalimat syahadat .

2. ajarannya sederhana, mudah dimengerti dan dipahami.

3. islam disebarkan dengan cara damai yaitu dengan seni dan budaya.

4.ajaran islam tidak mengenal kasta.

5. dibanding agama hindu upacara keagamaan islam cukup sederhana.

B. perkembangan agama islam di Indonesia

Proses islamisasi dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya

1. Perdagangan

Agama islam masuk ke Indonesia melalui beberapa jalur . ada yang melewati Persia, Pakistan, afganistan, india lalu menuju ke Indonesia tetapi ada juga yang melalui jalur barat dan selatan dari situlah islam menyebar ke selat malaka, samudera pasai, perlak, Palembang, Cirebon, demak, tuban, gresik, makasar, banjar, ternate dan tidore.

2.politik

Kekuasaan raja sangat besar, bila raja masuk islam maka rakyatnya akan mengikuti sang raja.

3. Pendidikan

Ulama, kiyai dan guru agama memiliki peranan sangat penting dalam penyebaran agama islam. Pondok pesantren yang didirikan mendatangkan santri dari berbagai penjuru selanjutnya para santri mempunyai kewajiban menyebarkan agama islam ke daerah masing – masing.

4. Kesenian

Sunan kali jaga memanfaatkan keseniaan wayang untuk proses islamisasi.

5. Tasawuf

Sekitar abad ke 1 M, tasawuf berkembang di Indonesia. Dalam perkembangannya tasawuf pecah menjadi dua aliran yaitu ortodoks dan heterodoks. Aliran ortodoks merupakan aliran yang mendekati kebenaran , tokohnya adalah Nurudin Arraniri. Aliran heterodoks merupakan aliran yang menyimpang dari ajaran semula termasuk ajaran syeikh siti jenar yang ternyata ajarannya berkembang menjadi ajaran manunggaling kawula gusti yang membahayakan keimanan.

C. kerajaan – kerajaan bercorak islam di Indonesia

Masuknya agama islam ke Indonesia menyebabkan adanya beberapa kerajaan yang bercorak islam di Indonesia diantaranya adalah sebagai berikut

1. Kerajaan samudera pasai

Kerajaan samudera pasai merupakan kerajaan islam pertama di Indonesia yang didirikan oleh marah silu yang bergelar sultan malik al saleh . kerajaan ini berkembang dengan pesat yang disebabkan beberapa factor diantaranya

a. Kerajaan sri wijaya mulai lemah

b. Letaknya strategis [ tepi selat malaka ] yang merupakan jalan perdagangan internasional.

2. kerajaan malaka

kerajaan malaka didirikan oleh paramisora dengan gelar sultan iskandar syah. Letak kerajaan malaka sangat strategis yaitu terletak di jalur perdagangan dan pelayaran dunia. Setelah wafat beliau digantikan oleh sultan mudzafat syah yang memiliki daerah kekuasaan sampai ke daerah sekitar kerajaan malaka [ palung, Indragiri dan Kampar ].

3. Kerajaan aceh

Raja terbesar di aceh adalah sultan iskandar muda . pada masa pemerintahannya kerajaan aceh berkembang dengan pesat. Beliau adalah raja yang paling berhasil dalam menyebarkan agama islam .

4. Kerajaan demak

Pendiri kerajaan demak adalah raden patah dengan gelar sultan alam akbar al falah. Kerajaan demak berdiri seiring dengan kemunduran kerajaan majapahit. Beberapa usaha yang di lakukan raden patah dalam memajukan kerajaan demak antra lain

a. Menjadikan jepara dan semarang pelabuhan penting.

b. Merebut daerah pedalaman yang menghasilkan beras sehingga keperluan bahan makanan dapat terpenuhi.

5. Kerajaan pajang

Hadiwijaya adalah pendiri sekaligus sultan pertama kerajaan pajang yang berkuasa pada tahun [ 1568 – 1586 ]. Beliau menghadiahkan kota gede [ Yogyakarta ] kepada kyai ageng pamanahan dan menjadikannya dipati mataram.

6. Kerajaan mataram islam

Setelah naik tahta, sutawijaya bergelar pangeran senopati dan menjadikan mataram kerajaan islam yang berkembang pesat dengan menundukkan demak, madiun, Kediri, kedu, bagelan, Surabaya dan pasuruan. Setelah meninggal pangeran senopati digantikan oleh mas jolang . pada masa pemerintahannya beliau berusaha keras memadamkan beberapa pemberontakan. Pengganti mas jolang adalah mas rangsang yang bergelar sultan agung senopati ing alaga ngabdurrahman kalifatullah.

7. Kerajaan banten

Pada masa pemerintahan sultan ageng kerajaan banten berhasil menjadi Bandar internasional. Banyak pedagang dari china, india, siam, arab, Persia, perancis, inggris dan Denmark pedagang dari Indonesia sendiri berdagang di banten. Berbagai barang dagangan dari nusantara yermasuk rempah – rempah dari Maluku ter sedia di banten . kehidupan rakyat sangat sejahtera karena turut serta dalam perdangan dunia. Dalam bidang politik, perhatian sultan ageng tercurah untuk mengusir VOC di Batavia dan mengacau keamanan Batavia. Pengganti sultan ageng adalah sultan abdul kahar atau sultan haji yang ternyata bersekutu dengan belanda untuk menggulingkan bapaknya sendiri yaitu sultan ageng tirtayasa. Perangpun terjadi, sultan ageng tirtayasa berhasil ditangkap dan dipenjarakan hingga wafat pada tahun 1692 M. dengan kemenangan sultan haji ini, sesungguhnya merupakan awalkehancuran bagi kerajaan banten karena seluruh kekuasaan diatur oleh belanda.

8. Kerajaan Cirebon

Kerajaan Cirebon didirikan oleh fatahilah atau feletehan. Dalam waktu yang sangat singkat kerajaan Cirebon berkembang menjadi kerajaan besar. Ibu kota Cirebon dibangun jalan – jalan besar